Cara
Menunda Haid
A.
Pengertian Haid
Haid adalah darah yang keluar
dari rahim secara
periodik pada semua perempuan yang sehat alat reproduksinya. bukan karena
penyakit atau benturan kecelakaan. Haid juga menjadi indikator kesuburan. Namun siklus bulanan tersebut
kerap menjadi masalah bagi perempuan karena hukum Islam melarang perempuan yang
sedang haid melakukan ibadah.
B. Obat Penunda Haid
Obat siklus haid adalah obat yang
bisa dipakai untuk mengatur saat datangnya haid pada wanita tergantung
keinginan dengan cara memajukan atau menunda saat haid tersebut. Salah satu
contoh obat yang biasa digunakan untuk mengatur siklus haid adalah Primolut N.
Obat ini biasa digunakan oleh para calon jama’ah haji wanita yang hendak
menunaikan ibadah hajinya di Makkah. Jenis obat ini mengandung hormon progestin
dan hormon progesterone yang digunakan untuk mempercepat atau
memperlambat masa datangnya haid, baik secara terpisah maupun kombinasi, karena
siklus haid diatur oleh hormon estrogen dan progesterone.
Menurut Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimini diperbolehkan bagi wanita menggunakan alat pencegah haid dengan dua syarat: pertama, Tidak dikhawatirkan membahayakan
dirinya. Bila membahayakan dirinya karena menggunakan alat tersebut, maka hukumnya tidak boleh. Kedua, Dengan seizin suami, apabila penggunaan alat
tersebut mempunyai kaitannya dengannya.
Pada dasarnya ada dua faktor yang
menjadikan alasan bagi wanita untuk memakai obat pengatur siklus haid, yaitu :
Untuk keperluan ibadah dan Untuk keperluan di luar ibadah
Penggunaan pil penunda haid
dibagi menjadi dua:
1. Memajukan saat haid
Dengan cara meminum pil atau tablet yang hanya
berisi hormon estrogen atau kombinasi pada hari kelima dari siklus haid
dari hari kedua sampai hari ketiga sebelum datangnya haid yang diinginkan
karena haid biasa yang disebut pendarahan putus obat (withdrawal Bleeding) akan
terjadi dua sampai tiga hari setelah obat habis.
2. Menunda saat haid
Dengan cara meminum pil yang hanya berisi progesterone atau
kombinasi pada hari sebelum haid berikutnya datang sampai hari kedua sebelum
haid yang diinginkan, karena haid biasanya akan datang dua hari setelah
penghentian pil tersebut.
Hingga kini, untuk memenuhi
kebutuhan menunda siklus menstruasi, secara umum dapat digunakan dua cara,
yaitu dengan pil Kontrasepsi, atau pil penunda menstruasi. Keduanya memiliki
pola kerja yang berbeda.
a. Pil kontrasepsi
Proses menunda menstruasi dengan pil kontrasepsi bekerja dengan cara menunda proses ovulasi (pematangan sel telur). Biasanya pil ini baru bisa dikonsumsi setelah dokter menghitung siklus menstruasi untuk menentukan masa subur. Dan diminum beberapa saat sebelum masa subur berlangsung untuk mencegah hal tersebut terjadi. Biasanya setelah 21 hari mengonsumsi pil, barulah menstruasi akan berlangsung.
Proses menunda menstruasi dengan pil kontrasepsi bekerja dengan cara menunda proses ovulasi (pematangan sel telur). Biasanya pil ini baru bisa dikonsumsi setelah dokter menghitung siklus menstruasi untuk menentukan masa subur. Dan diminum beberapa saat sebelum masa subur berlangsung untuk mencegah hal tersebut terjadi. Biasanya setelah 21 hari mengonsumsi pil, barulah menstruasi akan berlangsung.
Dampak yang dialami setelahnya,
menstruasi cenderung mengalami ketidakteraturan selama beberapa bulan. Hal ini
berhubungan dengan hilangnya dampak hormon tambahan akibat pil kontrasepsi, dan
kemudian drop karena konsumsi pil dihentikan.
b. Pil penunda
menstruasi
Jenis pil ini bekerja lebih cepat dibandingkan pil kontrasepsi. Tanpa perlu menghitung masa subur, pil penunda menstruasi dapat segera bekerja sesaat setelah dikonsumsi. Saat ini, penggunaan pil penunda menstruasi lebih disarankan oleh para dokter, karena cenderung tidak menyebabkan dampak keseimbangan hormonal setelah dihentikan penggunaanya.
Jenis pil ini bekerja lebih cepat dibandingkan pil kontrasepsi. Tanpa perlu menghitung masa subur, pil penunda menstruasi dapat segera bekerja sesaat setelah dikonsumsi. Saat ini, penggunaan pil penunda menstruasi lebih disarankan oleh para dokter, karena cenderung tidak menyebabkan dampak keseimbangan hormonal setelah dihentikan penggunaanya.
Sekalipun demikian secara umum
para ahli kesehatan reproduksi mengingatkan bahwa menstruasi adalah siklus
alamiah, yang sebaiknya tidak terlalu sering dihambat. Penundaan yang dilakukan
berulang dalam waktu relatif singkat, pada dasarnya tetap memengaruhi kesehatan
reproduksi.
Dari beberapa uraian tersebut, dapat
dilihat bahwa di era globalisasi ini dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi para ahli medis dan ilmuwan telah mampu menciptakan obat yang
dipakai untuk mengatur siklus haid sesuai dengan keinginan. Berkat kemajuan
teknologi, waktu haid yang dianggap sebagian orang sebagai gangguan telah mampu
dan ditangani dengan cara menunda atau memajukan saat haid dengan bantuan obat
hormonal. Pada umumnya kaum wanita lebih sering menunda haidnya untuk aktifitas
tertentu. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatur saat haid adalah dengan
memakai obat yang mengandung unsur estrogen dan progesterone.
C. Pengaruh Pemakaian Obat Siklus Haid
a.
Dampak Positif
-
Siklus haid menjadi teratur
-
Lamanya haid menjadi singkat
-
Jumlah darah haid menjadi kurang
-
Berkurangnya gejala sakit perut
-
Berkurangnya atau hilangnya tegangan pra haid
-
Berkurangnya rasa nyeri saat haid
Pemakaian obat kombinasi non
kontraseptif, misalnya dapat dipergunakan untuk mengobati pendarahan
disfungsional uterus, pertambahan berat badan pada beberapa wanita, acne atau
sebagai terapi pengganti. Pemakaian obat ini juga terbukti mencegah anemia dan
karsinoma ovarium, kebanyakan efek non kontraseptif terjadi pada preparat-preparat
dengan dosis estrogen yang rendah.
b.
Dampak Negatif
-
Rasa mual dan muntah-muntah
-
Sakit kepala hebat
-
Perasaan lelah dan gelisah
-
Pigmentasi pada muka
-
Keputihan
-
Bercak darah (spotting)
-
Nafsu makan bertambah
-
Berat badan bertambah
0 komentar:
Posting Komentar